microsoft office 2021 full version free download
Oktober 18, 2021
Setelah meluncurkan Tejas MK1
Navy, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) rupanya tak berhenti untuk
mengembangkan jet tempur untuk kebutuhan Angkatan Laut India. Ada segmen yang
harus diisi untuk penempatan jet tempur utama di armada kapal induk. Bila Tejas
MK1 Navy adalah penempur single engine yang masuk kategori Light Combat
Aircraft (LCA), maka di masa depan AL India membutuhkan penempur twin engine.
Penempur twin engine di AL
India saat ini memang sudah ada, yaitu MiG-29K yang dioperasikan di kapal induk
INS Vikramaditya dan yang sedang dipersiapkan di kapal induk terbaru, INS
Vikrant. Punya bagian ekor mesin yang mirip dengan Dassault Rafale-M, inilah
program HAL Twin Engine Deck Based Fighter (TEDBF) – yakni penempur bermesin
ganda, menggunakan canard, bersayap delta, beroperasi di kapal induk dan punya
kemampuan multirole combat aircraft.
HAL TEDBF dirancang oleh
Aeronautical Development Agency (ADA) dan nantinya akan diprodusi Hindustan
Aeronautics Limited. Bagi AL India, TEDBF dikedepankan untuk menjalankan misi
air supremacy, air interdiction, anti access/area denial, anti-ship strike,
electronic warfare sampai mendukung misi air refueling dengan teknik buddy to
buddy. Persisnya kemunculan HAL TEDBF memang dipersiapkan guna menggantikan
MiG-29K buatan Rusia.
Program HAL TEDBF baru
diresmikan pada tahun 2020, kemunculan program TEDBF tak lepas dari
ketidakpuasan AL India pada operasional HAL Tejas yang bermesin tunggal. Model
mockup TEDBF pertama kali diperlihatkan HAL dalam ajang Aero India 2021.
Pemerintah India pun telah memberi lampu hijau pada program TEDBF yang masuk
dalam payung Multi-role Carrier Borne Fighters (MRCBF), dimana telah dikucurkan
dana pengembangan sebesar 13.000 crore.
Kabarnya, prototipe perdana
TEDBF akan terbang pada tahun 2026, sementara jadwal penyerahan perdana ke AL
India pada tahun 2032.
Desain twin engine diharapkan
dapat memberikan kinerja lepas landas yang lebih pendek dari kapal induk AL
India yang menganut teknik Short Take-off But Arrested Recovery (STOBAR),
dimana jet tempur lepas landas dengan ski-jump. Sebagai pesawat tempur yang
berbasis di kapal induk, sudah pasti TEDBF akan mengusung model sayap lipat
untuk memudahkan penyimpanan.
HAL TEDBF rencananya akan
mengadopsi dua unit mesin General Electric F414 afterburning turbofan.
Kecepatan maksimum jet tempur ini dipatok Mach 1.6 dan mampu terbang sampai
ketinggian 18.000 meter. HAL dalam desainnya akan memasang radar AESA LRDE
Uttam yang merupakan produksi India.
Secara umum, HAL TEDBF punya
panjang 16,3 meter, lebar bentang sayap 11,2 meter dan 7,6 meter (saya
dilipat). Penempur ini ditaksir punya bobot maksimum saat tinggal landas 26
ton.
Meski India berpihak penuh
pada kemajuan dan pengembangan alutsista di dalam negeri, namun dari luar
negeri sudah ada yang berusaha mendekati AL India untuk pengadaan program jet
tempur twin engine, yakni Boeing yang beberapa waktu lalu telah menawarkan
F/A-18 Super Hornet, bahkan Boeing telah membuktikan kemampuan Super Hornet
untuk lepas landas menggunakan ski-jump.
Dan dari 150 kali pengujian
pada teknik STOBAR, disebut F/A-18 Super Hornet telah berhasil dengan cukup
baik. Ini artinya tidak ada hambatan teknis untuk pemasaran Super Hornet ke
negara yang tengah memadu konflik dengan Cina dan Pakistan ini. (Gilang Perdana)
Sumber : https://www.indomiliter.com/